Hadapi Stres Pada Anak

Layaknya orang dewasa, anak-anak juga bisa terkena stres. Dan stres pada anak harus ditangani dengan tepat. The Nemours Foundation mendata beberapa penyebab stress paling umum yang terjadi pada anak:

  • Terlalu sibuk dengan aktivitas di dalam atau luar kelas.
  • Kurang waktu bermain.
  • Orangtua sering bertengkar, dan ada masalah komunikasi dalam keluarga.
  • Ada anggota keluarga yang sakit.
  • Menonton hal-hal yang menyeramkan di televisi, seperti perang, bencana, atau horor.
  • Kehilangan orang yang dicintai.

Psikolog Medicare Clinic Anna Surti Ariani mengungkapkan, perbedaan mendasar antara orang dewasa dan anak-anak adalah dalam cara mengenali dan mengatasi stres. Jika anak merasakan tekanan, ia tidak tahu itu apa dan tindakan apa yang harus dilakukan. Sementara orang dewasa akan cepat-cepat menyelesaikan masalahnya hingga stres menjadi positif.

Oleh karena itu, lanjut Anna, orangtua perlu memperkenalkan anak tentang bentuk-bentuk emosi, termasuk stres. Kemudian ajarkan juga anak untuk mengatasi keadaan tersebut. Anna mencontohkan, ketika anak balita kalah bermain dengan temannya, orangtua bisa mengarahkan agar anaknya yang kalah tidak usah sedih, dan mencoba lagi sampai menang.

Menurut Anna, gejala stres pada anak dapat diamati oleh orangtua, yaitu ketika anak lebih mudah tersinggung. Orangtua sebaiknya jangan terlalu terburu-buru menilai kalimat yang dilontarkan anak sebagai bentuk ketidaksopanan anak. Harus ditelaah dulu, apa yang membuat anak menjadi sensitif. Orangtua harus membuat suasana hati anak menjadi lebih baik.

Gejala lainnya, anak kerap merasa tidak nyaman, tidak suka ditanyai atau merasa terganggu jika didekati, atau menunjukkan mimik kesal sambil memukul-mukul maupun menghempaskan kakinya di lantai. Dalam kondisi itu, anak juga akan lebih agresif dibanding biasanya, sering protes atau tidak bisa diam. (Nanang)

Leave a comment