Sahabat: Siti Maisaroh Ramadhana, Kekuatan Doa dan Percaya Diri

Siti Maisaroh Ramadhana namanya. Ia terlahir dari keluarga pedagang, namun tidak membuatnya merubah cita-cita awalnya menjadi dosen terbang. Cita-cita ini sudah tertanam sejak kecil. Ketika itu ia kagum pada seorang guru yang tidak pernah menyerah dalam mendidik murid-muridnya.

Mental juara dalam dirinya tertanam sejak awal ia bersekolah, pangkat bintang kelas ia raih selama 6 tahun belajar di bangku SD, bukan hanya prestasi akademik namun juga pada lomba-lomba tahunan di daerahnya yakni juara satu MTQ di sesi Mujawwadah dan Murottalah yang diadakan se-Kota Madya Surabaya pada tahun 2001-2002.

Berbekal ‘modal’ prestasi yang ditorehnya itu, ia makin haus untuk mendalami keterampilan berbahasa, mulai dari bahasa Indonesia, bahasa Inggris, dan bahasa Arab. Niatnya tidak sia-sia karena semuanya bisa ia peroleh di Pondok Pesantren Al-Amien Prenduan Sumenep Madura.

Peminat kompetisi pilihan Dirosat Islamiyah Al-Arobiyah ini pun tidak mau ketinggalan di bidang keilmuan dan kepemimpinan, “Selagi mampu dan mau berusaha mengapa tidak,” ungkapnya di tengah kesibukannya menjalani program-program santri kelas akhir, sambil sedikit bercerita tentang pengalamannya menjadi wakil ketua Dewan Perwakilan Santri dan Ketua Konsulat Surabaya.

Kekuatan Doa

Mungkin sangat sulit menjumpai pelajar yang mampu mendalami berbagai bidang sekaligus dalam waktu yang bersamaan. Namun tidak ada kata menyerah selama kita memiliki benteng yang kuat. “Usaha keras dan doa yang khusuk adalah kuncinya,” ungkap peraih The Best Three dari kelas 1 s/d 6 TMI yang mengagumi Andrea Hirata yang terkenal dengan Laskar Pelangi-nya.

Sahabat kelahiran Surabaya, 2 April 1991 ini menyadari bahwa manusia hanya mampu berusaha sedangkan hasilnya adalah urusan Yang Mahakuasa. Bukankah Allah lebih mengutamakan prosesnya daripada hasilnya? Prestasi dan kesuksesan bukankah tidak terjadi dalam satu atau dua kali perjuangan? Namun keistiqamahan yang terus ia tingkatkan akhirnya mampu mengantarnya pada gerbang kejayaan.

Ia juga menyakini bahwa satu perbuatan yang dilakukan dengan istiqomah bisa melebihi seribu karomah. Ia bersyukur bisa belajar di Pondok Pesantren Al-Amien Prenduan yang mewajibkan seluruh penghuninya bangun lebih awal untuk melaksanakan shalat tahajud, karena ini merupakan media utama seorang muslim sejati dalam menapaki langkahnya dalam kehidupan yang penuh dengan lika-liku.

Dengan doa yang khusuk semua permasalahan bisa dihapus. Tidak jarang ia menemukan kesulitan dalam proses belajarnya, entah itu perasaan malas atau minder, seringkali ia bertanya dalam hati, apakah nanti ia mampu bersaing dengan orang-orang yang memiliki dukungan khusus dari keluarganya? Sedangkan ia bukanlah berasal dari keturunan orang-orang berilmu.

Bahkan kedua orangtuanya (H. Arnawi dan Hj. Muhimmah) tidak pernah merasakan ruang belajar formal, namun beliau selalu berusaha keras untuk belajar pada orang-orang terdekat, sekarang beliau sudah mampu membaca dan berhitung.

Subhânallâh. Allah Maha Penyayang dan tak pandang sayang, Maha Pengasih dan tidak pilih kasih. Semua ilmu adalah ilmu-Nya, dan Dia berhak memberikannya pada siapa pun yang menginginkannya.

Ilmu itu adalah cahaya dan akan menjadi petunjuk bagi orang-orang yang beramal baik. Semangat dan usaha keras ini mengalir dari darah kedua orangtuanya. “Bisa diibaratkan, kerja keras adalah senjata, sedangkan doa adalah perisainya,” ungkap peraih Juara I lomba baca kitab kuning dan Juara I pidato Inggris Persada 2005.

Pemegang Amanah

Selain mental juara yang melekat pada dirinya, peraih Juara I lomba baca puisi tingkat SMA se-Madura 2006 ini juga dipercaya dalam mengemban amanah pada sebuah jabatan. Bisa dilihat pada keaktifannya dalam berorganisasi, karena menurutnya kehidupan dalam organisasi bisa memberikan pelajaran dalam berinteraksi sosial dengan banyak orang. Baik dengan atasan maupun dengan bawahan. Dalam memegang amanah ataupun meraih prestasi rasa percaya diri harus benar-benar dipupuk agar terus berkembang dari waktu ke waktu.

Prestasi yang ia raih selama ini patut dijadikan contoh bagi remaja muslimah dan pelajar Indonesia lainnya. Apalagi ia menilai pada dasarnya muslimah Indonesia memiliki hak yang sama dengan masyarakat di segenap penjuru dunia ini.

2 Comments to “Sahabat: Siti Maisaroh Ramadhana, Kekuatan Doa dan Percaya Diri”

  1. saya minta data alamat qm..
    kirim di email saya saja…
    erlitanululazmi@gmail.com

    pa qm dri ikip lulusan 88??

  2. saya siti maisaroh d3 ekop ikip surabaya..
    pa benar ini sahabatq muhimmah dari ikip surabaya??
    panggilan sahabat himpret..??

    jika benar..
    tolong post disini alamat anda yang baru..

    sahabat mu
    meipret

Leave a comment