Psikosomatis Ancam Caleg Stres

Berdasarkan data Departemen Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), di Jakarta ada 15-30 persen orang meninggal karena terkena gejala psikosomatis. “Data ini perlu dicermati karena para caleg yang stres bisa mengarah kepada gangguan psikosomatik,” ungkap Ahli Penyakit Dalam FKUI Devisi Psikosomatik Rudi Putranto dalam Forum Temu Media FKUI dengan tema “Antisipasi Dampak Stres Caleg yang Berkelanjutan Pasca Pemilu 2009”, Jakarta, Senin (20/4).

Menurutnya, stres akan memicu peningkatan hormon kortisol yang akan berefek terhadap metabolisme tubuh. Di samping itu, stres akan mempengaruhi keseimbangan saraf otonom, dan menekan sistem kekebalan tubuh. Beberapa perubahan tersebut akibat stres akan menimbulkan psikosomatik.

Gangguan psikosomatik dapat memengaruhi metabolisme tubuh dan bisa berujung pada kematian. Ancaman lainnya seperti meningkatnya tekanan darah, kolesterol, trigliserida yang menyebabkan penyakit jantung koroner. Atau resistensi insulin dan peningkatan gula darah, penyebab diabetes militus. Atau penurunan sintesa neurotransmitter otak, penyebabkan penurunan daya ingat, maupun percepatan penyerapan tulang yang dapat menyebabkan penyakit sendi dan osteoporosis. Masih ada lima gangguan lainnya yang siap mengancam.

“Untuk itu, bagi caleg atau orang dekatnya, perlu mengantisipasi stres dan mengelolanya beberapa cara,” ungkap Rudi. Seperti dengan mengenali perubahan sikap dan tubuh, meningkatkan keterampilan untuk mengelola dan mengadaptasi stres yang timbul, berusaha menyesuaikan pola pikir yang realistis dan konstruktif, berolah raga, relaksasi, makan dengan benar, tidur yang cukup, minum obat yang teratur. Jika terkena gejala psikosomatis, segeralah berkonsultasi kesehatan.

Leave a comment